Mendengar kata
sopan-santun tidak asing lagi terdengar ditelinga kita, sejak kita kecil orang
tua selalu menamkan sikap sopan-santun didalam diri anaknya, karena sikap
seperti ini yang paling utama dan merupakan tanggung jawab besar bagi para
orang tua untuk menanamkan sikap ini. Dengan sikap ini seorang anak dapat
bersikap baik dan dapat membawa dirinya dengan baik pada saat berhadapan dengan
orang yang lebih tua atau pun dengan teman sebaya. Banyak cara dengan contoh-contoh
sederhana untuk menerapkan dan menanamkan sikap sopan-santun kepada anak.
Menanamkan
kebiasaan bersopan santun memerlukan proses yang panjang, membutuh konsistensi
dan kesinambungan. Jangan pernah berpikir, perilaku santun datang dengan
sendirinya pada anak seiring pertambahan usianya. Kebiasaan anak yang
berteriak-teriak setiap meminta sesuatu, tanpa disertai kata “tolong”, akan
terus terbawa hingga besar bila tidak segera diluruskan. Sama halnya kala ia
tidak mengucapkan terima kasih sewaktu menerima pemberian atau tak mau
bersalaman saat bertemu kakek/nenek. Untuk itulah norma sopan santun sejak dini
perlu dikenalkan orangtua kepada anak.
Tetapi
pada kenyataannya sekarang sikap seperti ini kurang atau bahkan tidak ada orang
tua yang menanamkan sikap sopan santun kepada anak-anaknya. Contoh kecil, ada
seorang anak yang sering berkata kasar atau tidak sopan terhadap temannya
dengan berkata “eh kamu bodok” atau meludah temannya sendiri pada saat bermain,
jangankan dengan temannya terhadap orang tuanya sendiri terkadang anak sering
melakukan hal-hal seperti itu.
Contoh-contoh
kecil seperti ini, yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan oleh orang tua dan
pendidik bagaimana caranya kita menamkan sikap sopan-santun terhadap anak.
Pengajaran sopan santun sejak dini akan mengakar kuat dan menjadi bekal untuk
bersosialisasi dengan orang lain.